Cari Blog Ini

Kamis, 19 Agustus 2010

Diko

Sudah dua bulan ini aku merasakan suatu sikap yang tak biasanya pada sahabatku sendiri. Tingkah lakunya sangatlah berbeda dari sosok Diko yang dulu aku kenal periang, agresif dan ramah. Kini berubah 180 derajad, perubahan itu aku rasakan akhir – akhir ini. Sikapnya berubah drastic, Diko yang dulu aku kenal sebagai sosok orang yang periang, agresif dan ramah. Kini tak ku jumpai lagi. Akhir – akhir ini dia lebih suka menyendiri dan seakan tak ada sedikitpun perhatiannya untukku. Berulang kali aku bertanya atas perubahan sikap yang terjadi padanya. Tapi, tak ada jawaban lain selain kata “ Michyo… aku tidak apa – apa. Tak usah kau pikirkan aku lagi ”. Rasanya aku sangat bosan tatkala mendengar kata itu – itu saja yang dilontarkan Diko.
Diko, ntar sore temenin aku ke Aloen – aloen Ngawi yach..!! gag tau nee.., suasana hatiku lagi suntuk!!! Da apa Yho.. tumben kamu sedih.. biasanya kamu khan gak pernah se susah ini…
Iya., tadi aku da masalah di sekolah.
“ memangnya perkara kayak apa seech.. yang bias buwat hatimu gundah!!!
Ntar deehh…, ku ceritain disana. Sekalian kita makan Jagung bakar ma segelas Es Deghan!!!!
Iya deeh.. ku usahain…..
Janji ya Dik!!
Toow deeh!!! Yaa.. liyat aja ntar…
Aahh!! Kamu Dik, masa kayak geetow jawabnya.., jam empat sore ku tunggu di perempatan gang yach…
Gak janji deech…
Sore itu kutunggu mulai jam tiga seperempat sampai jam enam seperempat. Ku tunggu Diko tapi, apa yang ku dapat.. tak nampak batang hidungnya..
Kupencet nomor telephon Diko berkali – kali dan tak ada jawaban. Kuputuskan untuk pulang. Lagiyan sore itu hujan deras telah membasahi tubuhku!!
Aku pulang dengan kekesalan yang bercampur perasaan kecewa.
Akupun berfikir. “kok tega ya… seorang Diko, sosok yang s’lalu aku banggain. Sosok yang s’lalu memberi inspirasi untukku…. Tega lakuin ini padaku”.. “Diko…. Kamu dimana….????????????”
Waktu sekolah ku cari Diko, akan ku luapkan kemarahanku padanya.. tapi, hari itu Diko tidak masuk sekolah… keesokan harinya ku cari Diko di kelasnya, dan teman sekelasnya bilang padaku kalau Diko sudah dua hari tidak masuk sekolah karena sakit. Ku berfikir paling itu Cuma akal – akalan dari Diko untuk terhindar dari luapan kemarahanku. Kuputuskan pulang sekolah, aku akan ke rumah Diko untuk meluapkan kemarahanku padanya. Karena ia t’lah membuatku kecewa menanti dia. Kurelain tubuhku diguyur derasnya hujan hanya untuk menanti kedatangannya.
Siang hari aku kerumah Diko. Tapi, tak ada orang dirumahnya… hatiku semakin geram tatkala ku tak ketemu Diko. Beberapa hari kemudian mamanya Diko pulang ke rumahnya. Yang jarak rumah aku tak begitu jauh dari rumah Diko. Dan akupun langsung bergegas pergi kerumahnya. Setelah aku sampai dirumah Diko aku langsung bertanya pada Mamanya Diko. Tante, Diko kemana ya.. kok beberapa hari ini dia tak ada dirumah..!!!!
Tapi, jawaban apa yang aku dapat dari mamanya Diko. Hanya tatapan sinis yang aku dapat. Dengan hati yang kecewa kuputuskan untuk pulang ke rumah.
Dua hari kemudian, waktu aku pulang sekolah. Tak sampai aku melepas sepasang sepatu hitamku. Tiba – tiba, mamanya Diko datang ke rumahku. Beliau mengatakan bahwa keadaan Diko sedang sekarat di Rumah Sakit. Akupun kaget mendengar berita itu. Akupun bertanya, Diko sakit apa tante??...
Udah, gak usah Tanya – Tanya cepetan ganti baju dan sekarang kita pergi ke Rumah Sakit. Diko sudah menunggumu disana.
Bentar tante, aku pamit pada mama dulu!!
Iya… sesudah pamit pada mamamu kamu langsung menuju ke mobil tante ya…!!
I – iya tante.. aku langsung berlari kearah mama dan minta izin untuk pergi ke Rumah Sakit.
Setelah beberapa saat, aku dan mamanya Diko tiba di Rumah Sakit. Seketika itu aku langsung berlari menuju resepsionis untuk bertanya dimanakah letak kamarnya Diko dan tanpa ku hiraukan mamanya dika yang tertinggal di belakang.
Setelah sampai di kamarnya Diko, kupeluk tubuh Diko yang terkulai lemas tak berdaya diranjang.
Diko berkata padaku..” Mafkan aku ya Yho.. kemarin aku tak menepati janjiku”.
“ Sudahlah Diko, tak apa – apa. Sekarang pikirkanlah kesembuhanmu!!”. Tak lama kemudian Diko mengeluarkan sepucuk surat dari dalam sakunya.
“ Mychyo, tolong simpan surat ini ya!!. Jangan kau baca sebelum kau sampai di rumah.
Setelah Diko menyerahkan surat itu. Tak lama kemudian, berhembuslah nafas terakhir Diko….
Innalilahi - wainnailaihi roji’un..
Ku ucapkan lafadz itu, dan langsung ku peluk tubuh Diko yang telah terbujur kaku. Tetes demi tetes linangan air mataku seakan telah menganak sungai… dalam hatiki menyesal, karena t’lah berprasangka buruk pada Diko. Padahal sebelumnya aku tak tahu, apa yang tengah terjadi pada Diko.
Pagi harinya dilaksanakan upacara pemakaman Diko. Setelah usai pemakaman, semua pelayat sudah mulai meninggalkan tempat pemakaman. Tapi aku masih disana, dan memeluk batu nisan Diko. Kupeluk erat batu nisan itu. Dan ku berkata “ Selamat Jalan Sobatku ”.
Setelah usai memeluk batu nisan Diko, akupun pulang ke rumah. Sampai dirumah, aku langsung menuju kamarku. Kupandangi foto – foto kenagan masa laluku dengan Diko. Dan ku teringat akan sepucuk surat yang diberikan Diko untukku. Ku buka perlahan surat itu. Dan kubaca surat itu!!

Dear Mychyo
Mychyo….maafkan aku atas perubahan sikapku padamu. Aku tak ingin kau mengetahui penyakit yang ku derita. Kanker otak t’lah singgah ditubuhku. Aku takut kalau kau mengetahui penyakitku ini, kau akan mengkhawatirkan keadaanku. Dan nanti kau akan merubah sikapmu ke aku.
Sebenarnya sudah lama kupendam perasaanku padamu. Aku tak ingin mengungkapkannya, kalau itu hanya akan merusak persahabatan yang kita bangun sejak kecil. Yho, aku CINTA kamu…. Aku ingin kau hati – hati dalam memilih pasangan, karna tak semua cowok berhati baik. Jaga diri baek – baek untukku ya Yho….
Sekian dulu surat dariku. Dan kumohon jangan lupakan aku, pajanglah foto kenangan kita di kamarmu.
Salam sayang

Andicho

Setelah kubaca isi surat itu, aku langsung menuju makamnya Diko. Kupeluk erat batu nisan Diko, sambil berkata I LOVE YOU VERY MUCH !!!!!
Cinta kita akan selalu berjalan, seiring berjalannya waktu. Meskipun kau telah meninggalkan diriku untuk selama – lamanya……

SMS Terakhir

Hari ini terasa sangat menyebalkan. Gimana gak nyebelin!!!... tadi pagi aku bangun kesiangan, diperjalanan aku hampir dicium bus, tiba di sekolahan terlambat dan harus pergi minta izin masuk kelas ke petugas piket, tiba di kelas masih harus diceramahi oleh pak kumis yang “killer”.
Waktu istirahat.. temen temen pada asyik chating ama laptopnya. Aku hanya diam, dan Cuma bisa melihat. Sebab aku tak punya barang semahal itu. Ada juga yang lagi narsis – narsis pake tustel. Dan lagi – lagi aku hanya bisa diam dan melihat. Sering kali ku melamun ,, tuhaaan,,,, andai saja aku terlahir sebagai anak tunggal dari keluarga kaya, pasti aku juga punya laptop dan tustel yang gak kalah canggih.
Hari ini temen – temen pada aneh. Setiap kata yang keluar dari mulutku, tak ada satu orang pun yang menanggapinya. Ingin kali aku menangis.. aku kangen sama temen – temen SMP dulu, temen – temen SMP gak kayak di SMA. Temen SMP lebih ramah, lebih pengertian. Gak kayak di SMA, temen – temen di SMA semuanya pada sombong, egois, dan satu lagi “Diskriminasi”.
Tapi aku tahu, bahwa tuhan gak akan ngasih cobaan yang melebihi batas kemampuan hambanya. Waktu pulang sekolah aku lihat ada pesan masukd di HP “Jadulku”. Ku lihat ada pesan dari Diko, Diko adalah pengagum rahasiaku. He,..he.. kulihat dia ngajak ketemuan. Pada awalnya aku gak mau, tapi lama aku berfikir. Tak ada salahnya aku meng “Iyakan” tawaran Diko. Lagiyan tuk hibur fikiran, karna dari tadi kan aku murung aja kena sial…. Daaan yang paling penting bisa nebeng buka bareng… he… he…
Si Diko bilang kalau tar kita ketemuan di taman jam 5. Tepatnya di lapangan tenis. Hmmm,, sebenere aku tak begitu suka dengan Diko. Tapi lama kelamaan aku mulai merasa nyaman tiap kali aku curhat ke dia.
Sore itu, aku mandi, gosok gie-gey, dan sebagainya, abis mandi aku ngeringin rambutku. Eh, terdengar nada SMS dari HPku. Ternyata SMS itu dari Diko.
“Dhanee, . sory ya., aku gak jadi dateng ke taman. Karna aku musti nganterin nyokap arisan”.
“Eh, masak gak gak bisa siih….!!! Ayo dong.. kamu kan udah janji kalo mo ngajak aku ketemuan. Aku gak enak sama mamaku, aku tadi udah bilang kalo hari ini da buka bareng ma temen sekelas. Udah aku bela – belain ngebo-ong ke mamaku demi kita ketemuan.
Tak lama kemudian si Diko bales SMS dariku.
“iya deeh…, aku kesana. Tapi jam 5 lebih. Ya udah, pek ketemu di sana ya,, aku mau “pergi sebentar”.
“Iya booouzh… tunggu aku disana ya!!”.
Tak lama kemudian aku mengendarai motor matikku menuju taman. Belom aku sampai HPku bergetar, si Diko telfon aku. Tapi aku reject. Habis…, lagi ada di jalan, lagipula nanggung kalo harus miggir Cuma mo ngangkat telfon. Jam 5 lebih sepuluh menit, aku udah sampek di lapangan tenis. Tapii, aku gak liat batang – hidungnya Diko. Lama aku menunggu Diko. Berkali – kali aku aku SMS, tak ada balasan dari Diko, aku telfon, tidak diangkat.
“Duuh Diko kamu kemana aja siiih…”
Aku hanya menunggu kedatangan Diko, sampai – sampai waktu berbuka pun tiba. Aku hanya berbuka dengan segelas minuman kemasan. Itupun aku musti nukerin duit kesana kemari. Habiiss… si si penjual minuman tersebut belum ada uang kembalinya. Hampir dua jam aku menunggu Diko. Dan yang lebih membosankan, tiba – tiba dating hujan. Aku kaget!!!!
“Eh, kok bisa hujan ya… padahal tadi siang uccanya cerah. Panas banget lagii… !!!!
Lalu aku mencari tempat untuk berteduh. Aku SMS Diko tuk yang terakhir kalinya. SMS itu berisi luapan kemarahan dan kekecewaanku padanya. Tapi dan lagi – lagi tak ada balasan dari Diko.
Tak lama kemudian Mawar, temen satu bangku aku telfon.
“Dhan…, kamu udah tau belum, kabar mengenai Diko. Perlu kamu ketahui, si Diko sekarang lagi SEKARAT di RS. Dr. Sudirman. Dia tadi mengalami kecelakaan waktu mau nemuin kamu ditaman. Dan pada saat itu, ia habis nganterin nyokapnya Arisan”
“Lhow… kok kamu bisa tahu kalo…”
Iya… sore ini kamu ketemuan ma Diko di Taman kan…!!! Tadi tuh si Diko SMS aku. Dia curhat kalo dia seneng banget, bisa ngajak kamu buka bareng. Trus ada satu pesan ngeganjal di hati aku. Dia bilang kalo aku harus senantiasa menjaga dan menghibur kamu. Mungkin itu isyarat dari Diko. Eh dah duku ya.. ooiyaa.., tadi nyokapnya Diko telfon aku, katane kamu suruh nemuin Diko di Rumah Sakit. Si Diko ingin ngucapin kata maaf ke kamu tuk yang terakhir kalinya. Beliau gak tau nomor telefon kamu. Jadinya beliau pesen ke aku suruh nyampein ke kamu”.
Tanpa basa – basi lagi, langsung ku tancap gas motor matikku. Aku melaju dengan kecepatan yang tinggi. Setiba di Rumah Sakit, aku langsung menuju resepsionis. Dan tanpa ku sadari, petugas Resepsionis di Rumah Sakit aku marahi. Habis…., nyari data tentang Diko aja “LOLA” ( Loading Lama ). Dan setelah ketemu aku langsung menuju ruang ICU, tempat dimana Diko mendapat perawatan yang intensif. Lalu aku melihat tante – tante sedang duduk sambil menangis di depan pintu ruangan Diko dirawat. Setelah aku Tanya, ternyata beliau adalah tante Salma, mamanya Diko.
“Tante.., gimana keadaan Diko???”.
Tante Salma hanya Diam dan terus meneteskan air mata.
“Tante – tante….jawab dong, gimana keadaan Diko????” tanganku menggenggam tangan tante Salma.
Tak lama kemudian, keliar seorang Dokter yang member tahu bahwa umur Diko sudah tak lama lagi. Dokter menyarankan agar kami menemui Diko. Dan tante Salma mewakilkan diriku untuk bertemu Diko….
Aku masuk ke kamar Diko. Oh Tuhaan… inikah keadaaan Diko, tubuhnya terkulai lemas tak berdaya. Ku peluk erat tubuh Diko yang terkulai lemas di ranjang. Tak lama kemudian Diko telah sadar.
“ Dhanee…, maafkan aku ya.. aku memang orang yang egois, aku munafik. Aku gak bisa temuin kamu di taman. Tadi aku habis nganterin mamaku arisan. Habis nganterin mama aku langsung ngebut pergi ke taman. Aku gak mau kalau kamu terlalu nunggu kedatanganku”.
“Diko,,, tak usah kai fikirkan itu… aku ingin kau sembuh. Aku ingin kau dengerin aku curhat lagi”.
“Dhanee… ada sesuatu yang sudah lama ingin aku ucapin, yang selama ini terpendam jauh di lubuk hatiku. Sebenarnya aku mulai ngefans ma kamu dari pertama aku ketemu kamu. Tepatnya waktu kita masih dalam orientasi. Aku menemukan ada sosok unik pada dirimu, yang tak aku temukan pada cewek lain. Kamu orangnya lucu, tapi kamu juga bisa bersikap dewasa”.
“ Dhanee.., sebenarnya aku suka ma kamu. Tapi aku tak mampu tuk ungapin isi hatiku ke kamu. Aku tahu kamu tak suka padaku. Dan aku tahu kalau kamu ngefans ma anak kelas 11. Dhanee.. kumohon ucapin satu kalimat LOVE YOU TOO, tuk kenagan batinku. Meskipun ku tahu, kau tak kan ikhlas tuk keluarin kalimat itu dari bibirmu..!!!!!”
Tak lama kemudian, bnerhembuslah nafas terakhir dari Diko.
“Diko… jangan pergi, jangan tinggalin aku.. kalau gak ada kamu, tar tak ada lagi yang ngibur diriku kalau aku lagi ada masalah.”
Rasanya percuma aku hanya menangisi kepergian Diko. Itu hanya akan memberatkan kepergian Diko. Tak lam kemudian, tante Salma dating. Tante Salma memeluk Diko tuk yang terakhir kalinya.
“Tante Salma, maafin aku ya… gara gara aku Diko jadi begini. Sekali lagi maafin aku ya tante…. Aku rela ngelakuin apa aja buat nebus kesalahan yang telah aku perbuat.”
“Tidak.. ini bukan kesalahan kamu kok nak…, hidup – matinya seseorang itu tergantung sama yang diatas. Tante hanya berpesan ‘jangan kecewain Diko, kamu harus tetap tegar, kamu gak boleh nyerah’. Demi Diko nak….!!!!
“Kata – kata itu ‘kan paku di hatiku… aku gak boleh lupokan pesan dari tante Salma.”
Esok pun tiba. Prosesi pemakaman Diko pun dimulai. Aku tak kuasa membendung air mataku, saat tubuh Diko akan di kebumikan…. Setelah prosesi pemakaman usai. Para pelayat pun pulang. Aku masih tinggal di pusara Diko. Kupeluk erat batu nisan Diko.
“ Selamat jalan Diko. Meskipun kini kau t’lah tiada di sampingku. Tapi kau ‘kan slalu berada di hatiku… sekali lagi selamat jalan ….”
‘ LOVE YOU TOO!!!!!’